Langsung ke konten utama

Hobi masak berawal dari dapur emak

Masak adalah suatu kegiatan yang mengolah berbagai bahan makanan menjadi hidangan yang enak dan lezat, biasanya kegiatan memasak banyak di lakukan oleh ibu-ibu ataupun anak perempuan tapi, lain dengan cerita saya kali ini,yang akan membagikan kisah saya mengapa saya hobi memasak.

Saya adalah anak tertua di keluarga saya dari kecil saya sudah terbiasa membantu kedua orang tua saya sepulang sekolah. Saat itu saya masih kelas 4 SD,jadwal saya sepulang sekolah adalah menggembala sapi milik bapak saya,sepulang dari menggembala sapi saya siap-siap untuk mandi dan terkadang saya membantu emak saya di dapur.

Setiap sore hari emak saya selalu memasak untuk makan malam kami sekeluarga dengan bahan baku seadanya,kebetulan nenek saya menanam berbagai sayuran untuk di jual di pasar dan saat ada sayur yang tidak habis terjual emak selalu memasaknya menjadi berbagai tumis seperti tumis kangkung dan tumis sawi hijau.

Di sela-sela kegiatan memasak saya selalu nimbrung untuk membantu emak untuk mengupas bawang merah,bawah putih dan memilah cabai,sambil memperhatikan cara memasak dari sinilah awal mula saya hobi memasak, terkadang ketika hari libur sekolah saya coba-coba untuk mengolah sayuran menjadi tumis yang enak.Memang,awalnya tak semudah yang saya banyangkan terkadang rasanya hambar bahkan terkadang terlalu asin.

Saya masih ingat pertama kali sayur yang saya masak adalah daun katuk kebetulan di samping rumah saya dulu ada daun katuk berjejer yang sengaja ditanam,saya memetik beberapa lembar daun katuk ini. Tidak banyak hanya secukupnya saja.

Terlebih dahulu saya cuci daun katuknya selanjutnya saya menyiapkan beberapa bumbu seperti bawang merah,bawang putih dan saya potong tipis-tipis,tidak lupa garam dan penyedap rasa, selanjutnya  saya siapkan wajan dan memanaskan minyak goreng, selang bebarapa menit minyak goreng sudah panas dan bumbu saya masukan.

Saya aduk secara berlahan hingga tercium aroma bumbu yang harum lalu,saya masukan daun katuk dan 1 gelas air,  sambil sesekali di aduk sekitar 5 menit akhirnya masakan pertama saya ini sudah matang terlihat dari tekstur dan aromanya, walaupun ini pertamakalinya saya membuat sayur kuah daun katuk setelah saya cicipi rasanya sudah lumayan enak.

Kebiasaan saya yang hobi memasak ini secara tidak sadar berlanjut hingga saya merantau ke jakarta, waktu itu saya sudah lulus sekolah MTs (madrasah tsanawiyah)
saya sempat nganggur sekitar hampir 2 tahun,cukup lama saya menganggur hingga akhirnya ada saudara saya yang bekerja di salah satu daerah di kota jakarta pulang kampung dan menawarkan saya sebuah pekerjaan di sebuah komplek perumahan,awalnya saya ragu,karena ini pengalaman pertama saya merantau.

Setelah saya fikir-fikir dan minta pendapat dari kedua orang tua saya,akhirnya saya di izinkan untuk berangkat, dengan bekal uang secukupnya saya beranikan diri untuk merantau,sore itu saya dan saudara saya berangkat dari Kebumen menggunakan kereta dan paginya saya sudah sampai.

Jujur saat turun dari kereta saya merasa takjub akan pemandangan di kota, banyak orang berlalu lalang dan bangunan kokoh tinggi menjulang,ini adalah pemandangan yang benar-benar baru dan memang masih terasa asing untuk saya namun,saya merasa senang.

Setelah saya sampai di rumah saudara saya,satu malam ini saya istirahat di sini, hingga pagipun tiba dan saya di ajak ke komplek perumahan untuk bertemu dengan calon majikan saya,rasanya benar-benar gugup dan grogi, saya belum lancar betul dalam menggunakan bahasa indonesia masih terlihat kaku dan medok.

Mungkin saya tidak menyebutkan nama majikan saya, tapi beliu ini adalah pasangan suami istri yang memiliki anak satu, mereka mempunyai rumah di daerah Depok dan rumah inilah yang nantinya saya rawat dan jaga, karena rumah ini di jual namun sudah bertahun-tahun belum laku jadi saya di tugaskan untuk menjaga dan merawat rumah tersebut.

Rumahnya tidak terlalu besar bagian depan teras untuk taman dengan aneka bunga dan di dalamnya ada ruang tamu,dapur, tiga kamar tidur dan garasi. Majikan saya memberikan arahan dan apa-apa saja pekerjaan yang harus saya lakukan di setiap hari dari menyapu halaman depan,menyiram tanaman hingga mengepel dan masak.

Terus terang ini adalah pengalaman pertama saya bekerja menjadi tukang bersih-bersih dan penjaga rumah,dua pekerjaan yang harus saya lakukan sepanjang hari membersihkan dan menjaga rumah,sebuah tanggung jawab pekerjaan yang harus saya jalankan dengan baik.

Pagi hari rutinitas pekerjaan saya adalah menyiram tanaman kebetulan majikan saya menyukai berbagai jenis tanaman anggrek dan anthorium,sambil nyiram tanaman dan menunggu abang-abang sayur lewat di depan rumah."Yur'Sayur"  suara itu lantang terdengar sejenak saya tutup kran air dan bergegas keluar pagar.

Saya masih ingat waktu itu yang saya beli adalah sawi putih dan bumbu dapur, setelah selesai belanja saya bergegas ke dapur,tidak butuh waktu yang lama untuk memasak sayur sawi, saya hanya butuh waktu setengah jam dari menyiapkan bahan sampai masakan matang.

Saya sadar bahwa anak cowo juga harus bisa belajar memasak, mungkin bisa belajar mulai dari memasak nasi dan memasak beberapa bahan sayur menjadi lauk yang enak.Karena jika kita bekerja di luar kota dan jauh dari orang tua maka kita harus bisa menyiapkan segala sesuatunya sendiri terlebih jika tidak ingin makan di luar memasak adalah solusi agar hemat pengeluaran.

Cukup dengan membeli sayur dan bumbu dapur di tukang sayur maka anda bisa membuat berbagai jenis lauk yang anda inginkan,dari mulai cah kangkung, sayur bening, sayur asem, sayur lodeh dan masih banyak lagi,jika kemampuan anda dalam memasak sudah semakin bagus anda bisa belajar meningkatkan skil kemampuan memasak anda dengan mencoba menu baru seperti membuat tempe bacem, opor ayam, dan pecak ikan.






Komentar

  1. Kereeeen mas. Skill memasak itu memang hrsnya bisa utk semua org kok, bukan hanya cewe. At least tahu basic nya lah.. masak yg simple, utk bekal hidup. Kalo nanti hrs merantau jauh, ato tinggal sendiri, setidaknya ada makanan yg bisa kita olah, ga harus beli stiap hari :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mba,anak cowo juga harus bisa belajar memasak, saya juga belajar memasak dari kebiasaan saya membantu emak di dapur hehe.

      Hapus
  2. Skill memasak seperti ini memang gak harus buat perempuan saja ya mas... Hal ini juga diajarkan sama ortu ke abg saya juga sehingga beliau gak canggung semisalnya pergi merantau gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba,, skill memasak memang harus di ajarkan sejak remaja kepada siapa saja perempuan ataupun laki-laki, agar kelak mereka bisa mandiri jika merantau atau jauh dari orang tua.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keterbatasan Bukan Menjadi Halangan

Apa kabar? semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, kali ini saya akan bercerita sedikit mungkin teman-teman atau pembaca blog agar tau kenapa beberapa bulan ini saya tidak menulis artikel. Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis artikel lagi namun karena terkendala alat dan prasarana sebegai media menulis arikel jadi beberapa bulan ini agak tersendat, menulis artikel biasanya bisa melalui HP atau netbook kalau saya untuk menulis artikel mengandalkan HP walaupun agak ribet tapi iya alhamdullilah disyukuri saja. Saya ngeblog mungkin sudah hampir 2 tahun kalau ditanya " sudah pernah dapat penghasilan apa dari ngeblog?  saya jawab iya memang saat ini saya belum pernah menghasilkan dari kegiatan ngeblog tapi, saya bersyukur banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan dari ngeblog ini, ditambah lagi jadi menambah kenalan dan pertemanan juga. Saya saat ini sudah berkeluarga dan tingal disebuah kontrakan bersama istri, saya sebenarnya ingin sekali mengembangkan blog saya dengan updat

" Hantu Sawah "

Terdengar suara adzan berkumandang waktu maghrib telah tiba sayup-sayup terdengar suara anak-anak dari kejauhan berbondong-bondong saling berbincang disepanjang jalan, mereka terlihat sangat bersemangat dengan pakaian rapi baju muslim, mereka  nofal,rian,egi,agus,dedi adalah anak-anak yang rajin mengaji walaupun rumah mereka juh dari masjid itu tidak membuat mereka bermalas-malasan menimba ilmu agama untuk bekal kehidupan. Sebut saja nofal dialah yang paling besar dari kelima temannya namun dia juga yang paling penakut diantara mereka. " Nanti pulang ngaji bareng lagi iya soalnya aku takut kalau pulang sendirian "   Ucap nofal sepertinya dia sudah merasa katakutan sedari tadi gelisah, perjalanan kemasjid masih jauh mereka terus menyelusuri jalan dipematang sawah sesekali nofal menoleh kebelakang. Agus sepertinya tau apa yang membuat nofal gelisah sedari tadi, lantas dia bertanya. " Fal kenapa si dari tadi nolah noleh kebelakang terus kamu takut iya,? udah ngg