Langsung ke konten utama

Perjuangan Membuka Usaha Tempe



Perjuangan membuka usaha tempe
(dok:pribadi)


Sebuah perjuangan panjang dalam membuka usaha tempe.

Assalam mualaikum, apa kabar semoga kabar baik dan kesehatan selalu menyertai kita semua.Kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam perjuangan membangun usaha tempe.


Membangun usaha bukanlah perkara yang mudah,namun bukan berarti sulit.Semua tergantung dari sudut pandang kita melihat kondisi usaha yang saat ini di jalani.Di awal membuka usaha semua orang tentu merasakan pahit manisnya sebuah perjuangan.Saya pribadi juga demikian, dalam menjalani usaha ini.

Banyak hal yang membuat para pengusaha pemula mungkin sedikit merasa galau saat awal menjalani usahanya.Dari kekurangan modal, peralatan produksi yang belum lengkap,lokasi usaha dan lain sebagainya. Saya sendiri saat awal membuka usaha tempe kekurangan modal untuk membeli peralatan dan bahan baku.Saya hanya mempunyai modal Rp.500 ribu saja untuk membeli bahan baku, dan menggunakan perabotan di rumah untuk memproduksi tempe, seperti ember,baskom,saringan,
panci kukusan,tampah bambu.


Pertama kali saya memproduksi tempe.


Awal itu sekitar 5 kg kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe.
Mula-mula kedelai saya bersihkan dari ranting-ranting kecil yang tercampur di dalam kedelai,setelah bersih kedelai saya rendam dengan air selama 5 jam fungsi dari perendaman ini adalah untuk membuat kedelai menjadi mengembang. Memang sangat jelas perbedaannya saat kedelai belum di rendam air dan setelah di rendam air selama 5 jam, kedelai terlihat lebih besar-besar.


Dan selanjutnya kedelai melalui beberapa tahap demi tahap dan sampai pada pengemasan bakal atau calon tempe.

Kedelai yang sudah di beri ragi dan di bungkus plastik serta di rekatkan. Kemudian saya simpan di rak kayu sampai dua hari dua malam,di malam kedua saya lihat apakah calon tempe yang sudah saya buat sudah tumbuh kapang putihnya atau belum dan ternyata belum.Lalu di pagi harinya saya lihat lagi "mungkin pagi ini sudah jadi tempe" pikir saya waktu itu, tapi saya terkejut saat melihatnya "waduh kho belum jadi tempe ? " nah di sinilah saya mulai berfikir "apa ya yang salah saat proses pembuatan tempe ini ?? saya ingat-ingat tahap demi tahap saat produksi kemarin.Namun, saya belum bisa menemukan penyebab dari kegagalan ini




Saya tidak menyerah begitu saja.


" Pertama kali gagal ngga apa-apa coba terus sampai berhasil".Nah tempe yang belum jadi tadi saya kasih ke ayam saya dari pada kebuang.Di hari berikutnya saya coba lagi dengan membuat tempe dengan takaran yang sama iyaitu 5 kg kedelai. Tahap ini sama seperti pertama kali membuat, namun saya harus lebih cermat. dan setelah tahap demi tahap selesai sampai pada proses pembungkusan dan penyimpanan calon tempe.Di malam kedua saya lihat ternyata sudah tumbuh kapang putihnya tapi masih sedikit,dan di pagi harinya saya lihat lagi,wah saya kaget "kho jadinya cuma separuh bungkus" jadi yang tumbuh jamurnya di tiap bungkus tempe yang sudah saya buat hanya separuh bungkus saja kalau orang jawa bilang.

 "Ora rata"  dan lagi lagi saya tidak menyerah untuk membuat tempe.



Dan sebelum membuat tempe lagi saya sempat ngobrol-ngobrol dengan orang tua saya mengenai pembuatan tempe yang dari kemarin gagal terus.

Saya di beritahu oleh bapak saya bahwa beliau mempunyai teman yang juga pengusaha tempe usahanya sudah berjalan selama puluhan tahun.Tempe produksinya di jual di pasar-pasar tiap kecamatan.Saya rasa tidak ada salahnya jika saya bertanya dengan teman bapak saya ini.Mengapa tempe yang sudah saya produksi selalu gagal dan tidak tumbuh kapang putihnya.



Sebelum saya kerumah teman bapak saya ternyata bapak sudah lebih dulu ketemu dengan juragan tempe tersebut.

  Nah saya bertanya kepada bapak saya.


"Pak rika wis meng umahe batire rika apa??" jawab bapak saya "uwis wingi,aku iya karo takon, anakku nggawe tempe ora dadi-dadi anu nangapa iya??"

dan setelah bapak saya menanyakan kepada temannya (pak nano namanya)

Perihal tentang saya yang membuat tempe selalu gagal.Pak nano bilang "ngumbah kedelaine ora bersih kayane apa anu esih panas karo teles terus di bungkus kue iya bisa bae ora dadi tempe, nek ragine kurang juga ora dadi tempe, nek kena garem apa minyak pada bae ora dadi tempe".

Saya terjemahkan pakai bahasa indonesia iya apa yang pak nano bilang ke bapak saya "nyuci kedelainya ngga bersih mungkin,apa karena masih panas dan basah terus di bungkus itu juga ngga jadi tempe, kalau raginya kurang juga ngga jadi tempe, kalau kena garam apa minyak juga sama ngga jadi tempe".


Nah dari sini saya berfikir lagi.Mungkin memang benar saat proses pembuatan tempe kemarin ada yang salah.Mungkin terkontaminasi garam atau minyak,bisa juga saat menycuci kedelai kurang bersih.


Ke'esokan harinya peralatan pembuatan saya cuci bersih  dan saya simpan di ruangan yang tidak terlalu dekat dengan dapur.Takut terkena garam atau cipratan minyak,dan pagi harinnya saya mulai membersihkan kedelai 5 kg lagi dari ranting-ranting kecil yang ikut terbawa.

Setelah itu saya masuk pada proses perendaman,perebusan dan sampai tahap pencucian kedelai.Saya lakukan sampai benar-benar bersih.Sampai tahap akhir  iyaitu peragian.Saya ingat betul waktu itu saya mencampur kedelai dengan ragi sekitar jam 1 siang dan saya biarkan di tampah.Saya angin-anginkan sampai 6 jam lamanya,proses ini berfungsi agar kedelai benar dingin dan mengurangi kadar air pada kedelai tersebut.Setelah sholat maghrib saya di bantu bapak,ibu dan beberapa ponakan saya untuk membungkus calon tempe ke dalam plastik.Proses pembungkusan dan perekatan plastik dengan media lilin slesai pada jam 20:00.Kemudian calon tempe ini saya simpan di rak-rak kayu dan proses selanjutnya di biarkan selama 2 malam.



Pada malam kedua saya coba untuk melihat apakah sudah tumbuh kapang putihnya atau belum? dan ternyata sudah tumbuh kapang putihnya walaupun belum begitu tebal,rasanya saya sangat senang. Pagi harinya sekitar jam 6 pagi saya lihat lagi alhamdulillah kapang putihnya tumbuh rata.Dan jadi tempe yang sangat bagus.Rasanya saya sangat bahagia setelah sekian kali gagal dalam pembuatan tempe ini.Alhamdulillah berhasil juga, dan tidak menunggu lama saya sisakan beberapa bungkus untuk di goreng sebagai lauk sarapan pagi.Rasanya sangat enak dan gurih setelah sarapan saya langsung menyusun tempe tempe ini di box biru dan saya ikat di jok belakang motor saya.Ini adalah pengalaman pertama saya jualan tempe keliling dari rumah ke rumah dan melewati sudut-sudut gang.Alhamdulilah sekitar jam sepuluh siang tempe yang saya bawa sekitar 70 bungkus habis terjual dengan harga per bungkusnya Rp.1000.Seiring berjalannya waktu saya mulai merambah ke pasar-pasar dan produksi saya tingkatkan menjadi 20 kg perhari.

Perjuangan membuka usaha tempe
(dok:pribadi)



Saya yakin jika kita sungguh-sungguh dalam hal apapun dan tidak mudah menyerah pasti akan berhasil.Sama halnya dalam membangun sebuah usaha tempe perlu ketekunan dan kesabaran serta modal.Membuat tempe tidaklah rumit jika sudah benar dalam proses pembuatan dari tahap ke tahap maka tempe yang di hasilkan juga bagus dan berkwalitas.

Jika anda ingin belajar membuat tempe dari awal sampai berhasil saya siap membantu dengan kursus membuat tempe.Paket kursus yang saya tawarkan adalah kursus membuat tempe online dan offline.Jika anda berada di wilayah jabodetabek jakarta,depok,bogor,anda bisa memilih paket kursus membuat tempe offline.Dan jika anda berada di luar jabodetabek anda bisa memilih paket kursus membuat tempe online hubungi saya di instagram @masteguhpratama atau @membuattempe.


Komentar

  1. Hasil tidak pernah mengkhianati proses Mas. Teruslah berusaha. Pada saat pandemi ini memang sangat dibutuhkan kretifitas kita untuk tetap menghasilkan guna memenuhi saving anggaran kita dalam menghadapi wabah ini.

    Semoga usahanya lancar dan berkembang Mas. Jgn lupa untuk tetap bersedekah dari sebagian keuntungannya Mas.

    BalasHapus
  2. betul mas jika kita mau bersungguh-sungguh pasti alloh berikan jalan, bulan ini adalah bulan terberat untuk kita semua semoga wabah ini cepat berlalu dari indonesia, terima kasih mas atas semangat dan doanya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keterbatasan Bukan Menjadi Halangan

Apa kabar? semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, kali ini saya akan bercerita sedikit mungkin teman-teman atau pembaca blog agar tau kenapa beberapa bulan ini saya tidak menulis artikel. Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis artikel lagi namun karena terkendala alat dan prasarana sebegai media menulis arikel jadi beberapa bulan ini agak tersendat, menulis artikel biasanya bisa melalui HP atau netbook kalau saya untuk menulis artikel mengandalkan HP walaupun agak ribet tapi iya alhamdullilah disyukuri saja. Saya ngeblog mungkin sudah hampir 2 tahun kalau ditanya " sudah pernah dapat penghasilan apa dari ngeblog?  saya jawab iya memang saat ini saya belum pernah menghasilkan dari kegiatan ngeblog tapi, saya bersyukur banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan dari ngeblog ini, ditambah lagi jadi menambah kenalan dan pertemanan juga. Saya saat ini sudah berkeluarga dan tingal disebuah kontrakan bersama istri, saya sebenarnya ingin sekali mengembangkan blog saya dengan updat

Hobi masak berawal dari dapur emak

Masak adalah suatu kegiatan yang mengolah berbagai bahan makanan menjadi hidangan yang enak dan lezat, biasanya kegiatan memasak banyak di lakukan oleh ibu-ibu ataupun anak perempuan tapi, lain dengan cerita saya kali ini,yang akan membagikan kisah saya mengapa saya hobi memasak. Saya adalah anak tertua di keluarga saya dari kecil saya sudah terbiasa membantu kedua orang tua saya sepulang sekolah. Saat itu saya masih kelas 4 SD,jadwal saya sepulang sekolah adalah menggembala sapi milik bapak saya,sepulang dari menggembala sapi saya siap-siap untuk mandi dan terkadang saya membantu emak saya di dapur. Setiap sore hari emak saya selalu memasak untuk makan malam kami sekeluarga dengan bahan baku seadanya,kebetulan nenek saya menanam berbagai sayuran untuk di jual di pasar dan saat ada sayur yang tidak habis terjual emak selalu memasaknya menjadi berbagai tumis seperti tumis kangkung dan tumis sawi hijau. Di sela-sela kegiatan memasak saya selalu nimbrung untuk membantu emak un

" Hantu Sawah "

Terdengar suara adzan berkumandang waktu maghrib telah tiba sayup-sayup terdengar suara anak-anak dari kejauhan berbondong-bondong saling berbincang disepanjang jalan, mereka terlihat sangat bersemangat dengan pakaian rapi baju muslim, mereka  nofal,rian,egi,agus,dedi adalah anak-anak yang rajin mengaji walaupun rumah mereka juh dari masjid itu tidak membuat mereka bermalas-malasan menimba ilmu agama untuk bekal kehidupan. Sebut saja nofal dialah yang paling besar dari kelima temannya namun dia juga yang paling penakut diantara mereka. " Nanti pulang ngaji bareng lagi iya soalnya aku takut kalau pulang sendirian "   Ucap nofal sepertinya dia sudah merasa katakutan sedari tadi gelisah, perjalanan kemasjid masih jauh mereka terus menyelusuri jalan dipematang sawah sesekali nofal menoleh kebelakang. Agus sepertinya tau apa yang membuat nofal gelisah sedari tadi, lantas dia bertanya. " Fal kenapa si dari tadi nolah noleh kebelakang terus kamu takut iya,? udah ngg